Jumat, 27 November 2015

Falsafah Perubahan Di Balik Kisah Tembok Berlin

Falsafah Perubahan Di Balik Kisah Tembok Berlin
Tembok berlin. Ya tembok yang membentang membelah negara Jerman pada waktu itu. Tembok Berlin bukanlah tembok biasa yang sengaja dibuat untuk membuat sesuatu yang sensasional.
Tapi tembok Berlin merupakan suatu tembok yang didalamnya terdapat harapan dunia, terdapat perubahan besar yang membawa kita pada era globalisasi. Lalu kenapa dan apa sabab musabab nya Tmbok Berkin itu dibangun?
Semua dimulai sejak tahun 1945, saat Indonesia merdeka dan perang dunia II telah berakhir, lalu kemudian kekuatan dunia terbelah menjadi dua bagian. Ada Blok Barat dan ada Blok Timur. Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan bermacam kekuatannya menamakan blok nya sebagai blok NATO. Blok Timur yang dipimpin langsung oleh Uni Soviet dengan kekuatannya disebut dengan Pakta Warsawa.
Kedua blok ini memiliki pondasi berfikir yang sangat berbeda. NATO dengan kekuatan demokrasi, pasar dan korporasi yang kuat serta ditambah dengan pendekatan transparansi disana. Pakta Warsawa yang fondasi dasarnya adalah komunisme, sentralisasi, pemerintahan yang otoritarian dan dasar nya adalah kekuatan para buruh.
Meskipun perang fisik telah berakhir dengan ditandai berakhirnya Perang Dunia II, tetapi pertempuran antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet masih berlangsung. Pertempuran ini dinamai dengan Perang Dingin. Mereka masing-masing bertempur secara diam-diam, saling mengintimidasi satu sama lain, saling menunjukan kekuatan didepan publik, memamerkan teknologi yang canggih dan sebagainya.
Puncak dari perang dingin itu adalah ketika Uni Soviet membangun sebuah tembok yang memisahkan antara Jerman Barat dengan Jerman Timur. Tembok yang dibangun dengan tinggi dua kali lipat dari tinggi manusia, mencapai 4 meter, yang kemudian memecah Jerman dengan tembok ini sepanjang 155 kilometer serta tidak lupa dijaga oleh 300 tower yang berisi tentara Uni Soviet serta anjing-anjing pelacak. Tentu hal ini merupakan bencana yang dialami oleh warga Jerman itu sendiri,yang dulunya mereka bertetangga, bersaudara dan rumahnya bersebelahan kini dipisahkan oleh tembok nan kokoh ini.
Tidak sedikit warga Jerman Timur yang hendak melewati tembok itu, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Berbagai cara telah dilakukan, mulai dari memanjat langsung keatas temboknya, karena ada beberapa celah yang tinggi temboknya hanya 2 meter. Lalu ada yang menggunakan balon udara untuk melintasi tembok itu melintasi langit, kalau tidak ketahuan oelh tentara Uni Soviet maka ia selamat, tapi kalau ketauan maka ia akan ditembaki sampai jatuh. Selanjutnya ada yang menggunakan terowongan (Tunnel),mereka menggali dari Jerman Timur hingga tembus ke Jerman Barat, dan yang terakhir ada yang menggunakan Truk untuk menerobos tembok dengan menbarak secara keras tembok tersebut.
Tapi sekarang kita lihat, hari ini tepatnya pada tahun 2015. Masih adakah tembok Berlin yang dulu dibangun oleh Uni Soviet? Jelas sekarang sudah tidak ada lagi jejak dari keberadaan tembok itu. Kemana perginya? Apa yang menyebabkan tembok itu tidak ada?
Ada tiga hal yang menyebabkan tembok Berlin itu akhirnya dihancurkan oleh warga Jerman pada saat itu. Pertama,  KEJENUHAN. Ya siapa yang tak jenuh dengan perang dingin yang berlangsung selama lebih dari 25 tahun lamanya. Perang yang sangat mengahantui seluruh penduduk bumi, karena bisa memicu perang nuklir yang sama-sama kita tahu dampak kerusakannya. Kedua, PERUBAHAN KEPEMIMPINAN. Pada saat itu ada beberapa pemimpin yang sangat mempengaruhi dunia dan sebagai aktor perubahan.

Pertama ada Ronald Reagan, seorang presiden Amerika yang merupakan seorang mantan aktor holywood. Reagan melakukan transformasi besar-besaran di Amerika Serikat. Lalu diikuti oleh rekannya yaitu Margaret Thatcher dari Inggris yang merupakan wanita pertama yang pernah menduduki posisi perdana menteri di Inggris.
Pemimpin yang sangat berpengaruh pada saat itu berasal dari Uni Soviet itu sendiri, yaitu Michael Gorbachev. Seorang pemimpin yang mempunyai hati nurani dan dikenal sebagai tokoh perubahan besar. Ia memiliki konsep yang dinamakan Glasnost dan Perestroika. Glasnost sendiri merupakan istilah yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Uni Soviet, yang mempunyai arti KETERBUKAAN. Dan perestroika yang berarti transparansi. Makna gabungannya yaitu transparansi, keterbukaan, demokrasi kemudian juga menghapuskan korupsi dan menjadikan Rusia sebuah negara yang lebih bermanfaat dan lebih sejahtera.
Ronald Reagan pun tak mau ketinggalan peran, ia sempat berpidato didekat tembok Berlin. Kata-kata yang terucap pada saat ia berpidato sangat terkenal dan sering dikutip oleh para peneliti. Ia berkata “If you seek liberization, come here to this gate. Mr. Gorbachev, open this gate. Mr Gorbachev, tear down this wall!! Turn Down The Wall!! “. Kata-kata ini kemudian membakar semangat masyarakat Jerman untuk bersegera merobohkan tembok itu. Tak lama setelah itu, dilanjutkan dengan peristiwa penandatanganan pelucutan senjata nuklir antara NATO dengan Pakta Warsawa. Yang mengakibatkan ketegangan kedua pihak agak mereda pada saat itu.
Rentetan peristiwa itulah yang akhirnya menyebabkan reunifikasi (Penyatuan) antara Jerman Barat dan Timur bisa terlaksana. Dimulai ketika juru bicara partai komunis Jerman Timur menyampaikan bahwasanya pintu Tembok Berlin boleh dibuka. Terjadilah sebuah pesta besar. Sebuah pesta yang terjadi pada tahun 1989, dikenal sebagai The Greatest Street Party In History of the World. Pesta jalanan yang dihadiri oleh 2 juta orang. Mereka membawa palu dan alat peralatan yang akan digunakan untuk menghancurkan tembok itu. Akhirnya tembok itu runtuh dan Jerman resmi bersatu.
Dari peristiwa ini, kita  bisa mengambil beberapa pelajaran didalamnya. Bahwasanya dalam membuat suatu perubahan itu tidak mudah dan dipenuhi dengan rintangan serta jalan yang terjal. Dibutuhkan orang yang mempunyai semangat kuat, tekad baja dan mempunyai nilai-nilai ketuhanan yang bisa memimpin perubahan ini. Yang pasti tidak mudah menyerah dengan segala tantangan dan rintangan yang ada. Tetap teguh meski banyak yang menolak usulan perubahan, banyak yang menganggap itu hanya khayalan semata dan segala macamnya. Itulah yang harus kita hadapi untuk menyongsong suatu perubahan.





Sumber : IndonesiaX, Rhenald Kasali (Rumah Perubahan). Change Management.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar